Penyediaan Bahan Industri

Nama : Titis Nadinta Tribuana 

Kelas : XI IPS 5

No.Abs : 36



1.) Batu gamping terbentuk dengan beberapa cara, yaitu secara or- ganik, mekanik, dan kimia. 

Pada beberapa pegunungan kapur (endap- an batu gamping) seringkali ditemukan gua kapur dan sungai bawah tanah. Hal itu terjadi akibat reaksi batu gamping dengan resapan air hujan yang mengandung CO, maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik. Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut. CCO, +100, + HOẶCa(HCO,), + CO, Ca(HCO,), larut dalam air sehingga lambat laun di dalam tubuh batu gamping terjadi rongga. Gejala ini tidak hanya terjadi di dalam. tetapi juga di permukaan yang langsung berhubungan dengan udara luar, yang umumnya akan membentuk topografi karst (pegunungan kapur).

2.) Bahan Galian Industri dari Batuan Sedimen Lainnya (Kelom- pok IB)

 a. Bentonit 


Bentonit adalah lempung yang mengandung monmorillonit. Bahan galian ini banyak digunakan untuk bahan perekat, pengisi (filler), dan lumpur bor. Oleh karena bentonit bersifat lunak, maka penambangannya bisa dilakukan dengan peralatan sederhana. Endapan bentonit Indonesia tersebar di Pulau Jawa. Pulau Sumatra, sebagian Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton.

b. Ball Clay dan Bond Clay



Ball clay adalah jenis lempung yang tersusun dari mineral kaolinit yang bentuk kristalnya tidak sempurna, ilit, kuarsa, dan mineral lain yang mengandung karbon. Apabila sifat-sifat fisik ball clay tersebut lebih rendah dari standar maka lempung terse- but disebut bond clay.

c. Zeolit


 Zeolit alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi. dengan unsur utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah. Zeolit merupakan bahan baku water treatment, pembersih limbah cair dan rumah tangga, untuk industri pertanian, peternakan, perikanan, industri kosmetik, industri farmasi,

d. Yodium


Yodium biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau kombinasi antara keduanya.Potensi yodium di Indonesia tersebar di beberapa lokasi, namun yang sudah dilakukan eksploitasi adalah di Watokadon Mojokerto, Jawa Timur.

e. Mangan


 Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi, terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai submetalik

3.) Kelompok BGI yang Berhubungan dengan Batuan Gunung Api (Kelompok II) 

a. Obsidian 


Obsidian merupakan jenis batuan beku luar, hasil pem- bekuan magma yang kaya silika, Pembekuan terjadi demikian cepat sehingga mineral pembentuknya tidak dapat mengkristal dengan baik dan kedudukan kristalnya tidak beraturan. Obsi- dian berwarna putih keabo-aban hingga hitam

b. Perlit 


Perlit terbentuk karena pembekuan magma asam yang tiba-tiba, Warnanya abu-abu muda hingga abu-abu kehitaman.Perlit banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bila dalam bentuk ukuran pasir digunakan sebagai penya- ring air

c. Trass


Trass merupakan bahan galian yang banyak mengandung silika amorf yang dapat larut di air. Trass terbentuk dari aktivi tas vulkanik. Sistem penambangan trass menggunakan metode tambang terbuka dengan peralatan sederhana. Pemanfaatan trass untuk batako, semen rakyat dengan penambahan kapur to- hor, serta porselen lantai.

d. Kalsedon 


Kalsedon banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah. Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku. Kalsedon sering dimanfaatkan sebagai batu mulia, Penam- bangannya dilakukan dengan peralatan sederhana.

e.  Andesit dan Basalt


Bahan galian ini merupakan jenis batuan beku intermedier sampai basa di permukaan bumi. Umumnya berwarna gelap abu-abu hingga hitam. Batuan ini hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia.


4.) Kelompok BGI yang Berhubungan dengan Intrusi Plutonik

 a. Granit dan Granodiorit 

Batuan ini terjadi akibat proses pembekuan magma bersifat asam. Berwarna merah, cokelat, abu-abu. Tempat ditemukannya di daerah pegunungan di mana terdapat aktivitas magma. Batu- an ini banyak ditemukan di daerah Nanggroe Aceh, Bangka- Belitung, Kalimantan Barat. Sumatra Barat, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Jambi, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat.

b. Gabro dan Peridotit 

Gabro dan peridotit merupakan batuan yang terbentuk dari proses pembekuan magma altra basa. Banyak ditemukan pada berbagai tempat di Indonesia, seperti Nanggroe Aceh (Singkil dan Simelues, Kep. Banggai, Sulawesi Tengah, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

c. Alkali Feldspar 

Bahan galian ini terbentuk dari pembekuan magma yang bersifat asam, dan digunakan untuk industri keramik dan ge- las Penambangannya dengan menggunakan tambang terbuka quarry mining. Bahan galian ini hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

d. Bauksit 

Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika di mana terjadi pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al yang relatif tinggi. kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO) sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali.

e. Mika 

Mika terbentuk pada akhir proses pembekuan magma yang kekentalannya rendah. Bahan galian ini umumnya berwarna gelap bening. Banyak ditemukan di Nanggroe Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah. Sulawesi Tengah dan Papua


5.) Kelompok BGI yang Berhubungan dengan Endapan Residu 

a. Lempung

 Lempung merupakan butir-butir halus dan jika butir-butir tersebut menyatu maka dinamakan batu lempung yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku sebelumnya. Lempung dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia Car penambangan berupa tambang terbuka Bahan galian ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan bata dan keramik.

b. Pasir Kuarsa

 Pasir kuarsa adalah bahan galian yang berupa kristal-kristal silika (SiO) Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir pu tih, merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung kuar sa dan feldspar.

C. Intan

 Intan merupakan satu-satunya batu permata yang terdiri atas satu unsur yaitu karbon (C). Intan adalah kristal karbon, mempunyai indeks refraksi yang sangat tinggi dan transparan. Intan mahal adalah yang berwarna hijau, biru, oranye (jingga), dan merah bayangan.

d. Kaolin 

Kaolin merupakan batuan yang berasal dari lempung de- ngan kandungan besi yang rendah, berwarna putih atau keputih- putihan. Kaolin dapat terbentuk melalui proses pelapukan dan proses hidrotermal. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi. Kaolin memiliki sifat plas- tis, daya hantar panas dan listrik yang rendah.

e. Zirkon 

Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah zirkonium silika dan zirkonium oksida. Pada umumnya zirkon mengandung unsur besi, kalsium sodium, mangan, dan unsur lainnya yang menyebabkan warna pada zirkon bervariasi, seperti putih bening hingga kuning, kehijauan, cokelat kemerahan, ku- ning kecokelatan, dan gelap.


6.) Kelompok BGI yang Berhubungan dengan Proses Hidrotermal 

a. Barit 

Pada umumnya, barit (BaSO) mengandung campuran unsur Cr. Ca. Pb, dan Ra. Kerak bumi rata-rata mengandung unsur barium sekitar 0,05% Barit juga dijumpai sebagai mineral ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan logam sulfida, seperti timah. Sebagian besar produksi bant dunia digunakan dalam industri perminyakan.

b. Gipsum 

Gipsum umumnya berwarna putih, sebagian berwarna kuning, abu-abu, merah jingga, dan hitam. Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak, dan pejal.Gipsum banyak digunakan sebagai bahan tambahan semen portland, serta alat kesehatan dan kimia. Penambangan gipsim dilakukan dengan menggunakan sistem quarry

C. Magnesit 

Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya 1,74, tahan terhadap korosi di udara tetapi tidak tahan terhadap air laut, serta mudah terbakar Magenesit sering digunakan untuk bahan refraktori, industri semen bahan isolasi, pertanian, peternakan, dan industri karet Batuan dan mineral tersebut dapat ditemukan di Nanggroe Acch, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua

d. Oker 

Oker adalah tanah yang lunak terdiri atas campuran oksida besi dan bahan hat. Terdapat Jawa Barat dan Jawa Timur. Pemanfaatannya sebagai pewarna pada ubin. Penambangannya dengan metode tambang terbuka dan menggunakan peralatan sederhana

e. Tawas 

Tawas merupakan persenyawaan garam yang kompleks Banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Ja- wa Timur. Pemanfaatannya banyak digunakan sebagai penjer nih air. Penambangannya dengan metode tambang terbuka menggunakan peralatan sederhana.


7.) Kelompok BGI yang Berhubungan dengan Batuan Malihan 

a. Kalsit

 Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batu gamping dengan unsur kimia pembentuknya terdiri atas kalsium (Ca) dan karbonat (CO). Pembentukan kalsit berkaitan erat dengan batu gamping dan aktivitas magma. Penggunaan kalsit saat in telah mencakup berbagai sektor yang didasarkan pada sifat fisik dan kimianya. Penggunaan tersebut, meliputi sektor pertanian. industri kimia, makanan, logam, dan lainnya.

b. Marmer

 Marmer atau bata paalam merupakan baruan hasil proses metamorfosa atau malih- an dan batu gamping Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30-60 juta to bun atau berumur Kuarter bingga Tersier Keberadaan marmer akan selalu berasosiasi dengan batu gamping Persebaran marmer di Indonesia antara lain, Sumatra Barat, Jawa Nusa Tenggara, dan Sulawesi

C. Batu Sabak 

Batu sabak merupakan batuan malihan yang berasal dari bana lempung yang mengalami metamorfosa. Banyak dimanfaatkan sebagai atap rumah, industri cat. Batu sabak banyak ditemukan di Nanggroe Aceh dan Sumatra Barat. Penambangannya dengan menggunakan alat sederhana seperti linggis dan gergaji

d.  Kuarsit 

Kuarsit merupakan metamorfosa dari kuarsa. Banyak dite- mukan di daerah Nanggroe Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Maluku, dan Jawa Tengah. Kuarsit banyak digunakan untuk ornamen bahan bangunan. Penambangannya dengan menggu nakan peralatan sederhana.

e. Grafit 

Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan metamorf Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya berkomposisi karbon, yang membedakannya adalah sifat fisik. Intan dikenal sangat keras, langka, dan trans- paran, sedangkan grafit agak lunak, mudah ditemukan, dan opak. Grafit dapat terjadi secara proses magnetik kontak magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual Di Indonesia grafit ditemukan di Sumatra Barat




Komentar